Selasa, 08 Mei 2012

MEKANISME BUDIDAYA TANAMAN KAPAS


PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
A. Sejarah Tanaman Kapas

      Tanaman kapas sudah ada sejak ribuan tahun lalu, buktinya negara India telah melakukan budidaya kapas sejak 5000 tahun yang lalu. Tanaman ini semakin dikenal dan berkembang sampai ke negara China, selanjunya pengembangan tanaman kapas secara intensif dapat kita jumpai di benua Amerika.
       Kapas adalah tanaman serat dari genus "Gossypium". di produksi untuk kebutuhan industri atau tekstil, seartnya dapat dijadikan sebagai benang, bahan dasar baju, kapas rumah sakit dan lain-lain.
       Kapas mulai dikembangkan di Indonesia pada masa penjajahan negara Belanda, pada masa itu rakyat Indonesia dituntut kerja paksa untuk budidaya tanaman kapas. Setelah belanda pergi, program ini dilanjutkan oleh penjajah Jepang. Pengembangan areal tanaman kapas dilanjutkan sampai saat ini.

B. Klasifikasi Tanaman Kapas
Klarifikasi kapas menurut Hill et al. (1960) dan Heyne (1988) adalah:
Divisi        : Spermatophyta
Kelas        : Angiospermae
Subkelas   : Dicotyledonae
Ordo        : Malvales
Famili        : Malvaceae
Genus       : Gossypium
Spesies     : Gossypium sp.

C. Syarat Tumbuh

        Pada musim-musim tertentu tanaman kapas sangat tidak menyukai keadaan yang terlalu basah atau terlalu kering. Selama pertumbuhan vegetatif memerlukan hujan sedikit. Lebih baik jika hujan itu terjadi pada malam hari dan pada siang hari mendapat sinar matahari sepenuhnya. Pada waktu buah masak (merekah), perlu keadaan lebih kering. Perubahan dari musim kering mendadak ke hujan lebat dapat menyebabkan rebahnya pohon. 
       Kapas yang umurnya kurang dari 1 (satu) tahun menghendaki curah hujan rata-rata 1500-1800 mm/tahun. Sebaiknya tanaman kapas ditanam di tanah datar, dan cocok pada ketinggian 10-150 mdpl. Selama masa pertumbuhan hendaknya suhunya sama. Pada suhu dibawah 15oC tumbuhnya lambat. Pertumbuhan yang optimal menghendaki suhu rata – rata 25 – 28oC dengan kelembaban 70%.
       Penyinaran matahari juga merupakan aspek penting untuk pertumbuhan/perkembangan tanaman kapas, dari tanaman muda hingga berbunga penuh. Kurangnya penyinaran sinar matahari akan memperlambat masaknya buah dan tuanya buah tidak serempak. Pada musim yang tepat dimana sinar matahari memenuhi syarat tumbuh kapas, kemasakan buah bisa mencapai 70-90%. Kekeringan tanah dengan angin yang sedang, agak merugikan tanaman kapas. Tetapi angin yang membawa uap air, bagus untuk pertumbuhan kapas.

ISI PEMBAHASAN

1. PEMBIBITAN
A. Persyaratan Benih
  • benih kapas dapat diperoleh dari biji atau dari plantlet,
  • benih berasal dari tanaman yang sehat atau varietas unggul
  • memilih buah kapas yang sudah tua, sehat, dan tidak cacat,
  • warna kulit buah kecoklatan dan kering.

B. Peyemaian Bibit dalam Polybag

a. Pembuatan Media Semai
         Media dapat dibuat dengan mencampurkan tanah, pasir, dan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1:1:1, atau dapat juga dengan campuran tanah, pupuk kandang, pupuk buatan seperti NPK dengan perbandingan 2:2:1. selanjutnya campuran tersebut dimasukkan ke dalam media polybag ukuran 10x15cm kira-kira 3/4 bagian. selanjutnya disiram dan di biarkan selama 24 jam.

b. Cara dan Waktu Penyemaian
        Benih kapas yang akan dismaikan, sebaiknya direndam dengan air selama 2-4 jam. Kemudian benih disemaikan pada media tanam yang telah di sediakan, benih disemai dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap ke bawah. Selanjutnya benih didtup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan perbandingan 2:1 agar calon batang mudah menembus ke permukaan. Sebaiknya benih disiapkan lebih, sebagai cadangan untuk penyulaman. Benih disimpan di tempat yang teduh.

c. Penyiraman
       Bibit di persemaian disiram setiap pagi hari, mulai dari kecambah belum muncul sampai bibit muncul ke permukaan tanah. Untuk penyiraman, dapat menggunakan tangki semprot atau bisa dengan menggunakan timba air. Penyiraman dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengikis tanah dalam media semai. Apabila daun sejati telah keluar, penyiraman bibit dilakukan setiap pagi dan sore hari agar bibit tidak mengalami kekeringan.

d. Pemupukan
       Untuk pertumbuhan vegetatif bibit dapat dipacu dengan penyemprotan ppuk daun yang mengandung unsur Nitrogen (N) tinggi. Pemupukan dengan pupuk daun cukup dilakukan satu kali saja, yaitu pada saat umur bibit 7-9 HSS dengan konsenterasi 1,0-1,5/liter air. Pupuk akar berupa pupuk kandang atau pupuk buatan tidak perlu ditambahkan selama pembibitan karena pupuk akar yang diberikan pada media semai sudah mencukupi.

e. Penjarangan
      Penjarangan dilakukan dengan tujuan menyiakan bibit-bibit yang sehat dan kekar untuk di tanam ke lapangan. Penjarangan ini mulai dilakukan 3 hari sebelum pemindahan bibit ke lapangan. bibit yang memiliki pertumbuhan seragam dikumpulkan menjadi satu.Bibit yang pertumbuhannya merana disingkirkan dan tidak ditanam.


f. Pemberian Pestisida
      Pada masa pembibitan, penyemprotan pestisida dilakukan apabiala dianggap perlu. Konsentrasi penuh akan menyebabkan daun-daun seperti terbakar (plasmolisis). Penyemprotan ini dilakukan terutama pada saat 2-3 hari sebelum bibit dipindahkan ke lapangan.

g. Pemindahan Bibit
      Bibit kapas dipindahkan ke lapangan apabila sudah berdaun 4-5 helai. Cara pemindahan tidak berbeda dengan cara pemindahan tanaman lain, yaitu kantong plastik dilepas secara hati-hati, selanjutnya bibit serta tantahnya di taman pada lubang-lubang yang telah disiapkan.


2. PENGOLAHAN MEDIA TANAM

A. Pengolahan Tanah Di Lahan Sawah Irigasi
1. Membuat saluran irigasi dan drainase untuk dapat mengalirkan air di sekitar persawahan.
2. Pembajakan lahan sedalam 30-40 cm, dapat dilakukan dengan menggunakan traktor, lalu dihaluskan dengan cangkul. Lahan dibiarkan selama 1 minggu.
3.Penggemburan tanah, dilakukan untuk mendapatkan struktur tanah yang baik, selanjutkan diratakan dan dibiarkan lagi selama 1 minggu.
4.Bila pH tanah kuang dari 5,5 maka perlu pengapuran, pengapuran ilakukan dengan menebar langsung di atas permukaan tanah, lalu ditutupi dengan tanah dan dibiarkan selama 15 hari.

B. Pengolaha tanah di lahan ttegalan atau sawah tadah hujan
1. Pembajakan denagn traktor, sebelumnya dialiri air terlebih dahulu dan didiamkan selama 1 hari.
2. Pembersihan lahan dari gulma di lahan tersebut.
3. pembuatan bedengan atau pada lahan miring dibuat terastering.
4. selajutnya sama seperti kegiatan pada lahan sawah


3. TEKNIK PENANAMAN

A. Penentuan pola Tanan
      Pola datam dapat dilakukan dengan cara monokultur maupn tumpang sari dengan tanaman jenis kacang-kacangan.Tumpang sari dilakukan bila diinginkan lebih dari satu jenis tanaman yang dipanen.

B. Pembuatan Lubang dan Jarak Tanam
       Pembuatan lubang dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul yaitu menggali sedalam kurang lebih 10-20 cm dan luas lubang kira-kira 10 x 10 cm. Selanjutnya penentuan jarak taman, jarak tanam disesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah. Pada lahan yang kurang subur, jarak tanam yang dianjurkan yaitu sekitar 80 x 30 cm, dimaksudkan agar menekan pertumbuhan gulma dan tidak terjadi persaingan antar tanaman. Sedangkan pada tanah yang subur, jarak tanam dianjurkan tidak terlalu rapat yaitu sekitar 100 x30 cm, karena pada tanah yang subur ini tanaman akan cepat tumbuh besar.

C. Cara dan Waktu Penanaman
       Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari pada saat cuaca sejuk dan tidak panas, ini bertujuan agar bibit mudah beradaptasi dengan lingkungan baru.
Penaman dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
a. mengumpulkan bibit pada suatu tempat, yang teduh.
b. mengambil bibit satu persatu untuk ditanam.
c. cara penanaman yaitu merobek dan membuang polybag dengan hati-hati, jangan sampai merusak perakaran bibit.
d. memasukkan bibit ke dalam lubang tanam yang telah disediakan.
e. kemudian ditimbun kembali dengan tanah bekas galian lubang.
f. penyiraman perdana bibit di lapangan, semuanya dilakukan denagn hati-hati.


4. PEMELIHARAAN TANAMAN

A.  Pemupukan


anaman kapas dapat ditanam pada berbagai jenis tanah, tetapi harus diperhatikan bahwa tanah tersebut cukup mengandung unsur hara. Dengan alasan itu, tanah – tanah marginal yang luas dengan
iklim yang menguntungkan masih dapat diusahakan pertanaman kapas dengan menambah unsur hara tanaman dengan cara pemupukan. Kapas yang dipupuk dengan baik akan lebih tahan terhadap hama dan penyakit.
Sebagai pedoman, pemakaian pupuk dasar tiap Ha adalah ;
ZA = 200 – 400 kg
SP = 350 – 500 kg
KCl = 100 – 150 kg


B. Pengairan dan Penyiraman
       Kebutuhan air tanaman kapas tergolong tinggi pada masa perkecambaha, menjelang berbunga dan pada saat pembentukan buah. Apabila keadaan terlalu kering saat tanaman menjelang pembungaandan pembentukan buah akan menyebabkan buah dan bunga-bunga gugur.
       Pengairan dilakukan pada sore hari dengan mengaliri air pada parit-parit atau larikan antar bedeng. Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari secara rutin, untuk mengurangi tingkat kekerinag. Pengairan dan penyiraman hendaknya dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengikis tanah di sekitar pertanaman.


C. Penyulaman
       Benih kapas sudah tumbuh pada hari ketujuh setelah tanam, sehingga bila ada benih yang tidak tumbuh harus dilakukan penyulaman dengan benih yang baru. Penyulaman sebaiknya dilakukan dibawah umur 10-15 hari setelah tanam, agar pertumbuhan tanaman bisa seragam karena agar mempermudah dalam proses perawatanya.
D. Penyiangan
       Penyiangan dilakukan apabila gulma banyak tumbuh disekitar tanaman kapas. Penyiangan dilakukan berulang-ulang apabila tumbuh banyak gulma. Penyiangan dilakukan secara manual dengan menggunakan koret dan dicabut.

E. Pembumbunan
       Pembumbunan dilakukan guna untuk menopang pangkal batang tanaman agar tidak mudah rubuh. Pembumbunan dilakukan pada pangkal batang yaitu dengan membentuk bukit-bukit kecil. Kegiatan ini dapat membantu menjaga kesuburan tanah.

F. Pengendalian Hama Penyakit
        Pengendalian hterhadap organisme pengganggu sebaiknya  dilakukan mulai sejak saat pembibitan sampai menjelang produksi. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara alami dengan menggunakan agen-agen hayati, maupun secara kimiawi dengan menggunakan pestisida buatan pabrik. Pengendalian dengan menggunakan pestisida sebaiknya dilakukan seminimal mungkin dan sebijaksana mungkian, hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi pencemaran.
   

5. PANEN DAN PASCA PANEN

A. Panen 
       Pemanenandilkukan pada pagi hari saat cuaca cerah, bagian yang dipanen adalah serat pada buahnya.
Agar diperoleh mutu kapas yang baik, pada waktu panen perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Kriteria pemetikan buah siap panen:
1. Buah yang siap dipanen menunjukkan tanda-tanda kulit/kelopaknya berwarna coklat tua, daun kelopak tambahan sudah kering dan rapuh serta buah telah mekar sempurna dan kering.
2. Buah yang belum siap/tidak boleh dipanen, dengan tanda-tanda buah masih muda dan kelopaknya berwarna hijau, buah rusak karena serangan hama dan buah rusak karena hujan lebat.
3. Buah telah terbuka sekurang-kurangnya 25%, kelopak tambahan telah mengering.

Saat pemetikan buah:
1. Buah dipetik pada saat cuaca cerah dan panas
2. Buah dipetik pada saat tidak banyak angin
3. Buah jangan dibiarkan terlalu lama merekah karena mudah kotor oleh debu
4. Buah dipetik secara berurutan bergantung pada yang telah masak misalnya 1 sampai dengan 2 buah/pohon, dengan selang waktu 5 sampai dengan 7 hari.
5. Pemetikan pertama sampai terakhir diperlukan waktu lebih kurang 1½ bulan.

Cara pemetikan:
1. Pemetikan diakukan dengan kedua belah tangan, yaitu tangan kiri memegang kelopak buah, dan tangan kanan menarik kapas berbiji dari kelopaknya,
2. Buah sebaiknya langsung dipisahkan antara yang baik dengan yang buruk,
3. Hasil petikan dapat dikumpulkan dalam bakul/kantung terigu atau karung,
4. Hasil petikan tidak boleh bercampur dengan daun-daun atau kelopak buah,
5. Kapas yang telah dipetik jangan bercampur dengan kotoran atau debu.

B. Pasca Panen
Pengolahan hasil dari tanaman kapas, terdiri dari kegiatan pengeringan, penyimpamnan, pemisahan serat dari buah, pengklasifikasian serat kapas, dan pengepakan.

a. Pengeringan
Langkah-langkah pengeringan yaitu: 
1. Kapas yang telah dipetik harus segera dijemur.
2. Penjemuran dilakukan di bawah sinar matahari, kalau tidak ada sinar matahari agar dianginkan.
3. Kapas yang masih lembab jangan ditumpuk
4. Pengeringan dapat berlangsung 3 sampai dengan 5 hari, sehingga kadar airnya mencapai 7-8%.
5. Untuk pengeringan dapat digunakan tikar, lantai semen, lantai bambu atau diatas para-para sebagai tempat penjemurannya
6. Bila menggunakan para-para sebaiknya setinggi 50 sampai dengan 60 cm
7. Tempat penjemuran harus bebas dari kotoran dan debu.

b. Penyimpanan 
Langkah-langkah penyimpanan yaitu:
1. Setelah kapas kering agar langsung disimpan dalam karung.
2. Kapas kering jangan disimpan di tempat lembab.
3. Kapas harus disimpan ditempat yang bersih, sehingga kebersihan dan mutunya tetap terjamin.
4. Penyimpanan dilakukan kurang lebih 3-4 minggu.

c. Pemisahan serat kapas dari buah
Baru setelah empat minggu penyimpanan, kapas dapat dipisahkan dari biji dan serat kapas (sebaiknya menggunakan mesin).

d. Pengklaifikasian Serat Kapas
Penggolongan kapas berdasarkan warna dan kehalusan adalah sebagai berikut:
1. Jernih halus dan putih bersih.
2. Berwarna kuning kemerahan dan halus.
3. Kotor baik kasar maupun halus.

Penggolongan kapas berdasarkan ukuran panjang serat yaitu:
1. Golongan ukuran panjang yaitu lebih dari 29 mm.
2. Golongan ukuran sedang yaitu 22-28 mm.
3. Golongan ukuran pendek yaitu kurang dari 22 mm.

Mutu kapas yang didasarkan pengolahan, tingkat kemasakan buah, warna dan kandungan kotorannya, dibagi menjadi :
 1. Golongan A : kapas bersih, jernih, berserat halus, tidak tercampur dengan kapas rusak serta berkadar air 8%, dan
 2. Golongan B : warna kapas kuning kemerahan, masih ada kotoran daun/lainnya, bercampur kapas rusak dan berkadar air 8%.

e. Pengepakan 
       Proses selanjutnya adalah pengepakan, bertujuan untuk memudahkan saat pengangkutan. Pengepakam dalam bentuk "bal atau bale" dengan berat sekitar 40-60 kg untuk industri besar. Ukuran kemasan dibuat berdasarkan keperluan pemasaran. Ukuran kecil untuk pemasaran industri skala rumah tangga dan sejenisnya, yaitu 5, 10, 15 kg dan sebagainya.

PENUTUP

KESIMPULAN
       Tanaman kapas berasal dari negara luar, sudah dibudidayakan selama ribuan tahun. Tanaman kapas masuk ke Indonesia melalui program kerja paksa pada masa penjajahan dan terus dikembangkan sampai sekarang.
       Proses budidaya kapas pada umumnya sama seperti budidaya tanaman lain yaitu mulai dari pembibitan, pengolahan tanah, penamanam, pemupukan, pemeliharaan tanaman, sampai panen dan pasca panen. Pemilihan benih yang tepat dan perlakuan yang baik akan meningkatkan kualitas hasil.